Pasca kematian M (Judi Dench), James Bond (Daniel Craig) melanjutkan misi tak resminya ke Mexico. Itu pun berdasarkan pesan terakhir M sebelum kematiannya. Bond harus mencari dan membunuh pemimpin mafia Italia bernama Marco Sciarra (Alessandro Cremona). Sesampainya di Mexico, Bond memang berhasil membunuh Sciarra. Namun, aksinya yang tidak ‘mulus’ membuat gejolak politik baru di dunia internasional.
Hal ini pun lantas membuat murka atasannya yang baru di MI6, M (Ralph Fiennes). Pasalnya, apa yang dilakukan Bond tak hanya ilegal dan berdampak pada situasi internasional, tetapi juga terhadap keberlangsungan program 00 yang terancam akan ditutup oleh kepala Joint Intelligence Service baru yang bernanam Max Denbigh atau C (Andrew Scott), Terlebih lagi ia tidak suka dengan gaya Bond yang sulit diatur.
Bond pun akhirnya di skors oleh M. Namun, bukan Bond namanya jika menerima begitu saja hukuman tersebut. Melalui bantuan dari rekan kerjanya di MI6, Moneypenny (Naomie Harris) dan Q (Ben Wishaw), ia pun melanjutkan misinya untuk mencari tahu organisasi jahat, Spectre yang menaungi kegiatan ilegal yang dilakukan Sciarra. Tak disangka, pencarian Bond itu justru menguak misteri masa lalunya yang kelam, terutama dengan orang bernama Oberhauser (Christoph Waltz).
Penggalan peristiwa di atas mengawali film terbaru dari James Bond yang berjudul Spectre. Apa yang dihadirkan oleh sang sutradara, Sam Mendes kali ini bisa dikatakan sangat berbeda dari film sebelumnya. Spectre memiliki banyak alasan untuk disebut sebagai film action yang komplet. Bahkan, sebagai sekuel dari Skyfall (2012), film ini justru tak banyak menampilkan drama yang melelahkan dan menguras emosi penontonnya.
Di Spectre Anda benar-benar akan disajikan sebuah tontonan yang full action tanpa banyak basa-basi. Mulai dari ledakan gedung, kejar-kejaran mobil super cepat, tembak-menembak, duel satu lawan satu di spot yang tak terduga dan masih banyak lagi. Ini seperti eksekusi atau pelampiasan dendam lanjutan James Bond setelah Skyfall (2012). Oleh karena itu, sekiranya wajar jika film ini tak terlalu banyak menampilkan banyak drama di dalamnya.
James Bond di sini juga tampil lebih ‘playboy’ dari film sebelumnya. Kharisma yang dimiliki agen 007 seperti sangat dieksploitasi sekali di angsuran ke-24 ini. Ditambah lagi dengan kehadiran dua Bond Girl baru yang tampil impresif, Monica Bellucci dan Lea Seydoux. Keduanya berhasil memberikan unsur sensualitas yang maksimal di film ini. Kolaborasi Bellucci, Seydoux dan Craig juga mampu meredakan sejenak ketegangan Anda dari berbagai adegan action yang muncul di film ini.
Karakter musuh utama dalam film ini juga terbilang unik dan berbeda dari yang sebelumnya, Silva (Javier Bardem). Oberhauser bukanlah tokoh yang sebanding dengan Bond dalam hal fisik. Ia lebih kepada pemimpin cerdas dan aktor intelektual yang menggerakkan organisasi Spectre. Bukan seperti anak buahnya, Hinx (Dave Bautista) yang harus berjibaku dan duel satu lawan satu dengan James Bond.
Sementara untuk penampilan Daniel Craig sebagai James Bond untuk yang keempat kalinya, aktor asal Inggris ini pada dasarnya bisa dikatakan masih layak. Tubuhnya masih telihat bugar dan atletis. Craig juga masih mampu tampil impresif melakukan adegan-adegan action yang cukup ekstrim di usianya yang sudah 47 tahun. Terutama saat harus bertarung dengan Dave Bautista yang memiliki badan lebih besar dan lebih tinggi darinya.
Organisasi apakah Spectre itu sebenarnya? Dan ada hubungan masa lalu seperti apa sesungguhnya antara James Bond dan Oberhauser?. Temukan jawabannya hanya di film Spectre yang mulai tayang pada 6 November 2015 hanya di Cinema kesayangan Anda.
Sumber : http://www.21cineplex.com