Setelah merasa dikecewakan oleh Dave (Dimas Anggara), Caramel (Michelle Ziudith) memutuskan untuk pergi ke London guna melanjutkan pendidikannya dan sembari melupakan masa lalunya. Setahun berselang, Caramel ternyata belum bisa melupakan hal tersebut seluruhnya. Itu ditandai dengan belum bisanya ia menerima cinta dari seorang cowok bernama Bimo (Dion Wiyoko), temannya yang juga kuliah di London.
Di sisi lain, Dave ternyata juga sama-sama berada di London. Hanya saja, keduanya tidak mengetahui satu sama lain. Dan dalam kurun waktu satu tahun pula, Dave belum bisa move on dari Caramel dan terus bertanya-tanya apa yang membuatnya pergi. Selama setahun Dave juga terus berkirim surat ke rumah Caramel di Indonesia, namun tak pernah dibaca oleh dan hanya diterima oleh Ibunya (Yunita Siregar).
Hingga suatu ketika, Caramel berpapasan dengan sahabat Dave (Ramzi). Di sinilah Dave akhirnya mengetahui jika cinta sejatinya itu ada di London. Dibantu oleh sahabatnya itu, ia mencari Caramel di setiap sudut kota London. Sampai akhirnya mereka dipertemukan di sebuah tempat di kota London atas prakarsa dari Bimo dan Adelle (Adila Fitri), yang tidak lain adalah teman Caramel yang suka dengan Dave.
Cerita di atas merupakan beberapa bagian cerita utama yang mengawali film terbaru dari Screenplay Prodcution berjudul London Love Story. Film garapan sutradara Asep Kudinar ini memang sangat cocok untuk dikonsumsi oleh kalangan remaja. Mulai dari cerita dan kemasannya yang ringan, cast yang merepresentasikan remaja kekinian hingga dialog-dialog khas percintaan remaja yang saat ini dikenal bisa bikin ‘Baper’.
Namun begitu, setidaknya ada dua kekuatan yang menonjol dari film yang ceritanya ditulis oleh Tisa TS dan Sukhdev Singh ini. Pertama, tentu saja adalah pemilihan London sebagai tempat kejadian perkara. Nuansa dan keindahan kota London yang romantis dan elegan seakan menyempurnakan ceritanya itu sendiri. Jujur saja, kalau bukan di kota London, mungkin akan sedikit berbeda feel romansa yang coba disampaikan oleh sang sutradara.
Terlebih lagi, kondisi cuaca kota London yang dingin, kemudian dilengkapi dengan pakaian para cast sesuai dengan yang digunakan masyarakat di sana. Seperi menggunakan syal, sweater, topi, dan jaket membuat suasana romantis dan keintiman cinta yang dibangun film ini begitu terasa.
Kedua, yang menjadi kekuatan dan daya tarik London Love Story adalah soundtrack dan scoring musiknya. Penggunaan lagu berjudul ‘Percayalah’ yang dilantunkan Afgan dan Raisa menjadikan film ini memiliki taste drama cinta yang berbeda dan sesuai dengan zaman. Perpaduan film dan lagu tersebut bisa dikatakan merepresentasikan kisah cinta remaja masa kini. Jadi, bagi sobat nonton yang masih remaja atau ingin bernostalgia dengan masa remaja dulu, film ini bisa jadi solusi.
Apa sebenarnya yang membuat Michelle kecewa kepada Dave? Dan bagaimana reaksi Michelle bertemu kembali dengan Dave di London? Apakah keduanya kembali bersatu? Ikuti kisah selengkapnya dalam film London Love Story hanya di Cinema kesayangan Anda.
Sumber : http://www.21cineplex.com