Salah satu kunci sebuah film daur ulang menjadi menarik dan layak ditonton adalah sudut pandang, plot serta konflik baru yang ditawarkan. Inilah yang disajikan David Yates dalam karya terbarunya, The Legend of Tarzan. Sutradara empat seri Harry Potter itu menyuguhkan cara yang berbeda dalam menarasikan kembali kisah karakter yang juga dikenal dengan nama Greystoke itu.
Yates tidak lagi memulai film dengan asal asul Tarzan (Alexander Skarsgård), tetapi berasumsi jika para penonton telah tahu siapa tokoh bernama asli John Clayton itu. Ceritanya pun diawali pasca 8 tahun John dan Jane Clayton (Margot Robbie) telah meninggalkan hutan dan hidup sebagai bangsawan di London. Mereka hidup dengan damai serta tenteram di sana.
Hingga suatu ketika masalah menimpa tempat asal Tarzan di Kongo, Afrika. Hutan yang lama menjadi rumahnya itu ingin dikuasai oleh Raja Leopold II dari Belgia. Melalui utusannya, Leon Rom (Christoph Waltz), mereka ingin menjajah dan memperbudak penduduk di sana. Terlebih terdapat berlian yang bisa memperkaya negara tetangga Belanda tersebut.
Bukan hal mudah bagi Rom untuk mendapatkan berlian itu. Pasalnya, ia harus berurusan dengan kepala suku lokal di sana, Chief Mbonga (Djimon Hounsou). Mbonga mengajukan syarat, yaitu harus bisa membawa kembali Tarzan ke hutan Kongo.
Itulah beberapa penggalan peristiwa yang menjadi kisah dan sudut pandang baru yang ditawarkan Yates di film produksi Warner Bros ini. Namun begitu, tak berarti asal usul Tarzan tidak diceritakan dan dilupakan begitu saja. Sutradara Fantastic Beasts and Where to Find Them itu juga tetap memasukkannya dalam bentuk flash back pada sebagian scene demi menandakan jika ini adalah film daur ulang, bukan sekuel atau prekuel.
Hal lain yang menjadi daya tarik film ini adalah teknologi grafis dan CGI yang digunakan, terutama untuk para binatang seperti Gorila, Macan dan Bison yang terlihat sangat riil. Mata Anda dijamin bakal dimanjakan karenanya. Belum lagi ketika Tarzan dan mereka bercengkerama, begitu nyata layaknya teman atau mungkin majikan serta peliharaannya.
Drama yang dihadirkan pun nyaman untuk dinikmati dan tak akan membuat Anda lelah. Sementara untuk kualitas akting, aktor senior Christoph Waltz paling bersinar di film ini. Bahkan, bisa dikatakan penampilannya lebih baik dibanding aksinya sebagai Blofeld di Spectre (2015). Begitu hidup dan sangat menjiwai, meskipun ia memang telah banyak melakoni karakter sejenis.
Apa sesungguhnya yang diinginkan Mbonga dari Tarzan? Mampukah Tarzan mengusir Rom dan pasukannya dari Kongo? Saksikan kisah selengkapnya dalam The Legend of Tarzan yang tayang mulai 1 Juli 2016 hanya di Cinema kesayangan Anda.
Sumber : http://www.21cineplex.com